Download Buku Panduan Kegiatan Ramadhan 1440 H

Buku Panduan Kegiatan Ramadhan 1440 H

Assalamu'alaikum wr.wb


Buku Panduan Kegiatan Ramadhan 1440 H- Makna puasa itu sendiri adalah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sehingga terbenamnya matahari.




Hukum puasa terbagi menjadi tiga antara lain:



A. Puasa pada bulan Ramadhan.
B. Puasa pada hari-hari tertentu.
C. Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.



Berikut adalah rukun puasa



1. Niat mengerjakan ibadah puasa pada tiap malam di bulan Ramadhan (puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
2. Meninggalkan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.



Niat merupakan syarat sah puasa Ramadhan berdasarkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana beliau bersabda, “Barangsiapa yang tidak berniat puasa dari waktu malam, tidak ada puasa baginya.” Niat adalah keinginan hati untuk berpuasa. Dengan demikian, siapa saja yang memasuki waktu sahur dan hatinya berkeinginan untuk berpuasa, maka hal itu telah mencukupi. Selain itu, niat bertempat di hati dan mengucapkannya tidaklah dituntunkan.



Wajib berniat di malam hari, yaitu dimulai sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar. Tidaklah mengapa jika seorang berniat puasa Ramadhan di awal bulan dan diniatkan untuk satu bulan penuh. Meskipun, memperbarui niat di setiap malam lebih diutamakan.



Syarat Sah Puasa:



- Beragama Islam
- Berakal (Mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk)
- Tidak dalam keadaan haid, nifas dan wiladah (Melahirkan anak)
- Melaksanakan puasa di hari yang sah untuk melakukannya



PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN



1. Memperbanyak melakukan puasa sunah di bulan syakban.
2. Menunaikan qadha puasa.
3. Membaca Al-Quran dalam rangka mempersiapkan diri di bulan Ramadhan.



SHALAT TARAWIH



Tata cara Pelaksanaan Shalat Tarawih pada dasarnya sama dengan melaksanakan shalat wajib dan shalat sunah lainnya. Salah satu perbedaan yang mendasar adalah dalam hal niat. Berikut ini adalah Niat Sholat yang sering digunakan masyarakat khususnya Indonesia saat hendak melaksanakan
Sholat Tarawih:



Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sebagai makmum:



Ushallii sunnatat-tarowihi rak'ataini mustaqbilal qiblati makmuuman lillaahi ta'alaa.



Artinya : Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, makmum karena Allah Ta'ala.



Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sebagai Imam :



Ushallii sunnatat-tarowihi rak‟ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta'aalaa



Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, imam karena Allah Ta'ala.



Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sendiri: 



Ushallii sunnatat-tarowihi rak‟ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.



Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala.



SHALAT IDUL FITRI



Tatacara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri :
Dua roka'at berjama'ah, dengan tujuh takbir di roka'at pertama (selain takbirotul ihrom) dan lima takbir di roka'at kedua (selain takbir intiqol atau takbir berpindah dari rukun yang satu ke rukun yang lain). Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :



1. Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat- shalat lainnya.



2. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir (selain takbiratul ihrom) sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu Umar. 
Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu „Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”



3. Di antara takbir-takbir yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas'ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.” Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan, “Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”



4. Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu „alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka‟at pertama dan surat Al Qomar pada raka'at kedua. Ada riwayat bahwa Sayyidina „Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam ketika shalat „Idul Adha dan Idul Fithri. Ia pun menjawab, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur'anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa'atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).” [HR. Muslim no. 891]



Boleh juga membaca surat Al A'laa pada raka‟at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka'at kedua. Dan jika hari ied jatuh pada hari Jum'at, dianjurkan pula membaca surat Al A'laa pada raka'at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka‟at kedua, pada shalat ied maupun shalat Jum'at. Dari An Nu‟man bin Basyir, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat „ied maupun shalat Jum‟at “Sabbihisma robbikal a‟la” (surat Al A‟laa) dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu'man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari „ied bertepatan dengan hari Jum‟at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat".[HR. Muslim no. 878.]



5. Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i'tidal, sujud, dst).



6. Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka‟at kedua.



7. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir (selain takbir bangkit dari sujud) sebelum memulai membaca Al Fatihah.



8. Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.



9. Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.



Untuk guru/ sekolah yang pada bulan ramadhan 1440 H ini tidak membeli atau memesan buku panduan ramadhan, dipersilahkan untuk mendownload Buku Panduan Kegiatan Siswa di Bulan Ramadhan dan bisa mencetak sesuai kebutuhan. 



Berikut adalah link yang tersedia untuk mengunduh buku panduan kegiatan bulan ramadhan.




Demikian materi mengenai Buku Panduan Kegiatan Ramadhan 1440 H. Semoga buku panduan ini bisa bermanfaat dan menjadikan bulan ramadhan menjadi lebih baik lagi.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Download Buku Panduan Kegiatan Ramadhan 1440 H"

Post a Comment